Selasa, 24 Juli 2012

8 Langkah Mengoptimalkan Handphone Android


Handphone Android adalah handphone yang pintar. Dan, tak heran jika banyak orang yang menjejali handphone tersebut dengan berbagai aplikasi. Namun, apakah langkah tersebut benar-benar membuat handphone pintar tersebut semakin pintar? Jawabannya adalah tidak. Kenapa?
 
 
Yang pertama, handphone Android dilengkapi dengan baterai yang terbatas. Dan, oleh karena itu pemakaian handphone tersebut pun terbatasi oleh kinerja baterai tersebut. Cara menanggulanginya adalah dengan mengoptimalisasi kinerja handphone Android Anda. Caranya bagaimana? Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:
  1. Pengisian baterai sebaiknya dilakukan jika kondisi baterai sudah di ambang batas, biasanya di bawah 10 persen. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa pengisian baterai dihentikan kala sudah mencapai kapasitas 100 persen.
  2. Sebagai langkah penghematan, Anda bisa saja menonaktifkan fitur getar. Caranya pun mudah, cukup mengilankan tanda cek pada item Vibrate di Settings > Sound.
  3. Mematikan Automatic Brightness. Kenapa? Karena fitur ini akan mengurangi kerja prosesor.
  4. Jangan memakai live wallpaper. Live wallpaper merupakan sebuah aplikasi yang berjalan di background. Oleh karena itu, aplikasi ini tentu saja memerlukan kinerja prosesor dan memori.
  5. Kurangi pemasangan widget pada layar home Android. Widget yang terlalu banyak akan semakin memperbesar porsi kerja prosesor dan memori.
  6. Jika tidak diperlukan, Anda bisa mematikan layanan lokasi yang menggunakan GPS. Caranya pun mudah, Anda tinggal menuju Settings > Location atau Settings > Location Services.
  7. Kurangi pemakaian jaringan 3G. Karena aktivitas tersebut membutuhkan energi yang cukup banyak. Jadi, jika di sekitar Anda terdapat hotspot, ada baiknya Anda memanfaatkan layanan tersebut.
  8. Batasi jumlah sinkronisasi. Semakin banyak sinkronisasi, maka makin sering koneksi yang dibutuhkan. Cara mematikannya Anda bisa masuk ke Settings > Account & sync dan menghilangkan tanda cek pada Background data dan Auto-sync.
 Semoga tips ini bermanfaat bagi Anda pengguna OS Mobile Android


"Hard Disk" Super Bisa Tahan hingga 10 Juta Tahun


Sebuah hard disk berkualitas bagus bisa bertahan selama beberapa tahun. Akan tetapi, pada akhirnya medium penyimpanan data mekanik ini akan mengalami kerusakan yang berpotensi menghancurkan semua data di dalamnya.
Perkiraan masa hidup hard disk (mean time between failure/MTBF atau waktu jeda sebelum kerusakan) sudah ditetapkan semenjak keluar dari pabrik, biasanya dalam hitungan ratusan ribu jam.


Lalu, bagaimana agar data yang disimpan dalam hard disk tetap awet dalam jangka waktu lama? Nah, tim riset dari dinas pengendalian limbah nuklir Perancis ANDRA telah membuat prototypesebuah hard disk yang masa hidupnya sangat panjang, mencapai 10 juta tahun. 



Tujuan diciptakannya hard disk super awet itu adalah memberi informasi kepada orang-orang di masa depan yang kebetulan menemukan lokasi pembuangan limbah nuklir ANDRA. Isi informasinya lebih kurang menjelaskan perihal limbah nuklir yang terkubur di lokasi tersebut dan cara penanganan yang benar.



Hard disk super ini terbuat dari safir dan informasi di dalamnya direkam lewat pahatan platinum. Piringan penyimpan data berjumlah dua buah, masing-masing berdiameter 20 cm. Ongkos pembuatannya mencapai 25.000 dollar AS atau sekitar Rp 236 juta. Perkiraan umur hard disk itu diperoleh melalui simulasi penuaan dengan merendamnya di cairan asam keras.



Selain jenis material, perbedaan hard disk super ini dengan hard disk biasa mencakup metode perakaman datanya. Hard disk biasa merekam data digital dalam pola magnetik, sementara hard disk bikinan ANDRA menyimpan data dalam bentuk pahatan gambar berukuran sangat kecil.

Satu piringan bisa menampung sekitar 40.000 gambar. Orang-orang di masa depan nantinya tak akan butuh komputer untuk membaca data di dalamnya. Yang diperlukan hanyalah sebuah mikroskop.


Biarpun telah membuat hard disk yang sangat awet, masih ada satu masalah yang harus dipecahkan oleh para peneliti ANDRA sebelum memajangnya di tempat pembuatan limbah nuklir. "Kami belum tahu informasinya harus ditulis dalam bahasa apa," ujar Patrick Charton dari ANDRA.

Persoalan yang satu ini memang agak pelik karena bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi pasti akan banyak berubah dalam waktu jutaan tahun. Sementara informasi dalam hard disktersebut harus bisa dimengerti oleh siapa pun yang menemukannya di masa depan, itu pun kalau masih berwujud manusia.